WKO Shinkyokushinkai Jawa Barat

Blog WKO Shinkyokushinkai Indonesia Pengurus Daerah Jawa Barat.

Blog ini didedikasikan untuk memberikan informasi seputar Aktifitas WKO Shinkyokushinkai Jawa Barat khusus nya dan WKO Shinkyokushinkai Indonesia pada umumnya.

Thursday, September 14, 2006

Upacara

UPACARA PENGHORMATAN PADA WAKTU PEMBUKAAN LATIHAN

01. Para murid berbaris rapi menghadap kedepan sesuai tingkatan. Tingkatan yang lebih tinggi dibaris paling depan dimulai dari sebelah kanan. Jaga jarak yang sama satu dan lainnya.

02. Aba-aba "Seiza" akan diucapkan oleh Pelatih dan seluruh murid langsung berlutut dalam posisi duduk resmi, punggung lurus dan kepalan diletakkan diatas paha, pandangan lurus kedepan dengan pancaran sikap rendah hati.

03. Pelatih kemudian memberikan aba-aba "Shinzen Ni Rei" (Hormat kepada para leluhur yang telah mendahului kita seperti Sosai), para murid menundukkan kepala dan mengucapkan "OSU".

04. Pelatih membalikkan tubuhnya saling berhadapan dengan para murid. Selanjutnya aba-aba "Mokuso” (meditasi), semua memejamkan mata dan mencoba membersihkan pikiran serta mengkonsentrasikan pada latihan yang akan dilakukan nanti.

05. Setelah 1-2 menit, aba-aba "Mokuso Yame" (meditasi selesai), semua membuka matanya kembali.

06. Aba-aba "Shihan Ni Rei", semua menunduk memberikan hormat dengan mengucapkan "OSU". Penghormatan ini ditujukan kepada seluruh Shihan yang ada.

07. Pelatih menyuruh semua berdiri, lalu pelatih dan seluruh murid berdiri dan latihan dimulai.

---------------------------------------------------------------

PADA WAKTU PENUTUPAN LATIHAN

01. Para murid siap dalam barisan seperti pada waktu pembukaan.

02. Pelatih kemudian memberikan aba-aba "Seiza", semua berlutut menghadap kedepan.

03. Dengan aba-aba "Shinzen Ni Rei", semua memberikan hormat kepada Sosai dengan mengucapkan "OSU".

04. Murid baris depan paling kanan atau Pelatih, akan membacakan 7 ayat dari DOJO KUN/JANJI DOJO, dan semua murid mengulanginya.

05. Setelah selesai, Pelatih membalikkan tubuhnya saling berhadapan dengan para murid. Selanjutnya aba-aba "Mukuso", meditasi dimulai.

06. Aba-aba "Mokuso Yame", meditasi selesai.

07. Selanjutnya aba-aba "Shihan Ni Rei" (Hormat kepada seluruh Shihan termasuk Kancho), para murid mengucapkan “OSU”.

08. Kemudian murid baris depan paling kanan memberikan aba-aba "Sensei/Senpai Ni Rei" (lihat siapa Pelatih nya, tidak usah menyebut satu per satu), semua memberikan hormat dengan "OSU".

09. Kemudian murid baris depan disebelah kanan melanjutkan, "Terima kasih kepada Senpai" (Senpai Ni Arigato Gozaimashita), semua mengucapkan "Terima kasih/OSU" kemudian "Terima kasih kepada sesama” (Otagai Ni Arigato Gozaimashita),semua sekali lagi mengucapkan “Terima kasih/OSU”. Ucapan terima kasih kepadaSenpai sudah berarti kepada SENIOR, jadi tidak usah diurut mulai dari Shihan dst….nya.

10. Pelatih menyuruh semua berdiri, lalu akan mengakhiri latihan dengan mengucapkan "Latihan berakhir sampai disini", kemudian dimulai dari murid baris depan paling kanan berlari kedepan menyalami Pelatih (dengan dua tangan) sambil mengucapkan "OSU" dan diikuti murid-murid lainnya secara bergantian. Kalau tidak dengan cara bersalaman, setelah berdiri semua maju kedepan mendekati Pelatih dan memberi hormat dengan mengucapkan "OSU" sekali lagi. Terserah kepada Pelatih yang bersangkutan.

11. Setelah upacara selesai, para murid membantu membersihkan dojo dan merapikan kembali peralatan latihan.

--------------------------------------------------------------------

Pada waktu upacara penutupan latihan, semua diharuskan membaca Dojo Kun yang artinya Sumpah Dojo, sumpah yang diucapkan di dalam dojo untuk mengingatkan diri kita akan disiplin ilmu ini sepanjang hidup kita. Oleh karena pemahaman agama di negara Indonesia terdiri dari beberapa macam dimana ada yang tidak setuju dengan sumpah, maka kita ganti dengan Janji Dojo.

Dojo Kun ditulis oleh Sosai Masutatsu Oyama dengan dibantu Eiji Yoshikawa, pengarang novel terkenal “MUSASHI”, tentang kehidupan dan kegagahberanian dari Miyamoto Musashi, seorang samurai terbesar di zaman nya.

Di Jepang sendiri, Sosai Masutatsu Oyama sering dianggap sebagai Miyamoto Musashi abad 20, dan dari novel terkenal Yoshikawa inilah Sosai memperoleh inspirasi besar untuk mengasingkan hidupnya dan berlatih di gunung.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home